Jumat, 23 Desember 2011

Artikel Hari Ibu (Mother’s Day)

Hari Ibu (Mother’s Day) merupakan perayaan yang seringkali disambut oleh kita pada setiap tahun. sadar atau tidak pada setiap tahun, setiap negara di dunia ini tidak ketinggalan untuk menyambut Hari Ibu sekali dalam setahun, di Indonesia hari ibu jatuh pada tanggal 22 Desember.
Hari ibu juga dirayakan oleh sebagian mahasiswa di malang, mereka menggelar acara penyebaran bunga mawar kepada mahasiswa atau orang-orang, selain itu mereka juga menuliskan motivasi/kata-kata tentang ibu dan mencantumkan tanda tangan di kain putih. Semarak semangat mahasiswa menyambut datangnya hari ibu. Karena dengan menyambut Hari Ibu, secara tidak langsung dapat mengingatkan kepayahan dan jerih perit yang dilalui oleh ibu bapak untuk membesarkan dan mendidik anak mereka mengikut acuan yang sebenarnya.
Pandangan para ulama’ dalam menyambut hari Ibu banyak versi seperti. Ada yang menyatakan haram, makruh dan harus.berbagai pandangan para ulama’ ini, adalah disebabkan perbedaan titik pandangan individu berdasarkan keadaan setempat.
Menurut pandangan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, hukum menyambut Hari Ibu adalah HARAM. Berdasarkan pandangan beliau beliau menyatakan bahawa perayaan dalam Islam hanyalah Hari Raya Aidil Fitri, Hari Raya idhul Adha dan Hari Jumaat, oleh itu perayaan selain dari pada tiga ini adalah bid’ah berdasarkan hadis rasulullah sallalahualaihiwassalam:
“Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (bagian) darinya maka hal itu tertolak.” (HR. Bukhari Muslim)
Pada pandangan yang lain, hukum menyambut hari ini adalah harus, berdasarkan hadis rasulullah sallalahualaihiwassalam,
“Sesungguhnya setiap perbuatan itu disertakan dengan niat dan sesungguhnya setiap orang itu apa yang diniatkan. Barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kerana Allah dan Rasulnya dan barangsiapa yang berhijrah kerana dunia atau kerana perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dihajatkannya”. (Muttafaqun Alaih)
Dengan menyambut Hari Ibu, kita dapat menggembirakan wanita-wanita yang bergelar ibu kerana perbuatan membuat baik kepada manusia adalah suatu perkara yang sangat dianjurkan oleh agama.
Syeikh Siddiq Al-Minsyawi di dalam kitabnya Syarhu Al-Arbain An-Nawawiyah, apabila terdapat sesuatu perbuatan dan ianya diiringi dengan niat maka perbuatan itu dilakukan di atas 3 keadaan
*      Amalan yang dilakukan kerana takut kepada Allah SWT.
*      Amalan yang dilakukan adalah semata-mata untuk mendapatkan ganjaran pahala dan syurga daripada Allah SWT.
*      Amalan yang dilakukan adalah kerana malu kepada Allah dan untuk melaksanakan tanggungjawabnya beribadat kepada Allah SWT.
Dengan demikian bagi saya hari ibu tidak hanya tanggal 22 Desember. Bahkan dalam setiap waktu saya, hari- hari saya, adalah bagian dari aliran kasih sayang ibu yang tak terbantahkan. Apapun yang akan kita berikan pada ibu yang telah melahirkan dengan cucuran keringat dan air mata, maka tidak akan sebanding dan tidak akan setimpal. Hari ibu boleh saja diperingatkan. Tapi tidak hanya tanggal 22 Desember saja kita ingat akan jasa jasa ibu. Dalam setiap langkah dan setiap doa yang kita lantunkan mestinya tidak boleh melupakan juga doa untuk Ibunda. Karena kesabaran Ibulah maka kita ini ada. Karena kegigihan Ibulah maka menjadi seperti sekarang ini. Karena air susu Ibulah maka kita menjadi tumbuh dan besar, bisa berjalan dan berlari kencang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar